TANAH DATAR – Kepala Dinas Kabupaten Tanah Datar dr. Yesrita saat diminta menjelaskan mengenai ciri-ciri gejala virus Covid-19 varian Omicron dan langkah pencegahannya, menjelaskan.
Bahwa sesuai dengan yang disampaikan Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin pada keterangan pers, Kamis (16/12/2021), varian Omicron telah masuk ke Indonesia pada hari Rabu (15/12/2021).
"Ada 3 petugas pembersih rumah sakit Wisma Atlet yang positif PCR-nya, tapi yang terkonfirmasi positif Omicron adalah satu orang, " Tulis Yesrita melalui pesan WhatsApp mengutib siaran pers Budi Gunadi Sadikin, Jum’at (17/12).
Kemudian, lanjut Yserita mengutib siaran pers Menkes, ketiga orang tersebut diketahui tanpa merasakan gejala apapun.
Selain itu, Kemenkes mendeteksi 5 kasus probable Omicron.
“Adapun ciri-ciri Gejala Omicron : menggigil, sesak napas atau kesulitan bernapas, kelelahan, nyeri otot atau tubuh, sakit kepala, kehilangan rasa atau penciuman, sakit tenggorokan, hidung tersumbat atau berair, mual atau muntah dan diare”, lanjut Kadinkes
Baca juga:
Polda Bali, Akselerasi Vaksinasi Nasional.
|
Yesrita juga menerangkan bagaimana langkah pencegahan Omicron, yaitu dengan :
Menjaga jarak fisik minimal 1 meter dari orang lain Memakai masker yang pas Buka jendela untuk meningkatkan ventilasi Hindari ruang yang berventilasi buruk atau ramai Menjaga tangan tetap bersih Batuk atau bersin ke siku atau tisu yang tertekuk Vaksinasi
Kemudian, Yesrita juga mengutib pernyataan WHO, bahwa awal munculnya virus varian Omicron.
“Varian B.1.1.529 pertama kali dilaporkan ke WHO dari Afrika Selatan pada 24 November 2021. Situasi epidemiologis di Afrika Selatan ditandai dengan tiga puncak berbeda dalam kasus yang dilaporkan, yang terakhir didominasi oleh varian Delta. Dalam beberapa minggu terakhir, infeksi meningkat tajam, bertepatan dengan deteksi varian B.1.1.529”, terangnya.
Kemudian, infeksi B.1.1529 terkonfirmasi pertama yang diketahui berasal dari spesimen yang dikumpulkan pada 9 November 2021. Varian ini memiliki sejumlah besar mutasi, beberapa di antaranya mengkhawatirkan.
Bukti awal menunjukkan peningkatan risiko infeksi ulang dengan varian ini, dibandingkan dengan VOC lainnya. Jumlah kasus varian ini tampaknya meningkat di hampir semua provinsi di Afrika Selatan. Setelah itu, Diagnostik PCR SARS-CoV-2 mendeteksi varian ini.
Beberapa laboratorium telah menunjukkan bahwa untuk satu uji PCR yang banyak digunakan, satu dari tiga gen target tidak terdeteksi (disebut penurunan gen S atau kegagalan target gen S). “Oleh karena itu tes ini dapat digunakan sebagai penanda untuk varian ini, menunggu konfirmasi sekuensing, dengan menggunakan pendekatan ini, varian ini telah terdeteksi pada tingkat yang lebih cepat daripada lonjakan infeksi sebelumnya”, tukasnya.
Berdasarkan bukti yang disajikan menunjukkan perubahan dalam epidemiologi COVID-19, TAG-VE telah menyarankan WHO bahwa varian ini harus ditetapkan sebagai VOC, dan WHO telah menetapkan B.1.1529 sebagai VOC, bernama Omicron.
“VOC yaitu varian virus Corona yang menyebabkan peningkatan penularan serta kematian dan bahkan dapat mempengaruhi efektivitas vaksin”, tutup Yesrita.(JH)