TANAH DATAR - Dua tahun sudah, pandemi Covid 19 melanda Indonesia. Tak pelak, pandemi membuat goyah sendi-sendi kehidupan masyarakat dalam semua lini, baik sosial, pendidikan, budaya bahkan ekonomi. Di sisi lain, puluhan ribu orang telah wafat dan jutaan manusia di pelbagai belahan benua meregang nyawa. Situasi ini menuntut banyak negara di dunia, termasuk Indonesia, untuk melakukan ragam bentuk penanganan melawan wabah pandemi, salah satunya vaksin.
Vaksin menjadi salah satu kebutuhan pokok di tengah pandemi Covid 19. Daerah-daerah di Indonesia kini sudah banyak memunculkan program vaksinasi masal. Tujuanya apa? Tak lain dan tak bukan untuk meminimalisir orang yang terpapar. Tujuan yg lebih besar tentunya agar Indonesia bisa terbebas dari pandemi Covid 19.
Ustadz Nuril Tungkir salah satu pemuka agama di Kabupaten Tanah Datar mengatakan dalam Islam, vaksin adalah salah satu cara kita dalam menjalankan syariat dalam bentuk ikhtiar dhohir. Mengenai ikhtiar, Allah SWT memotivasi kita melalui firman Allah dalam Qur’an Surat (al-Ra’d :11)
Yang artinya :“Sesungguhnya Allah tidak mengubah Keadaan (nasib) sesuatu kaum sehingga mereka mengubah keadaan (perilaku) yang ada pada diri mereka sendiri” (QS. al-Ra’d: 11), ucap Nuril Tungkir membacakan, saat berbincang dengan indeonesiasatu.co.id, Minggu (12/12)
Menurut Ustadz Tungkir, pentingnya ikhtiar juga Rasullullah SAW isyaratkan dalam hadis yang diriwayatkan Abu Hurairah Ra. Rasulullah Saw bersabda:
Yang artinya :“Sungguh, seorang dari kalian yang memanggul kayu bakar dan dibawa dengan punggungnya lebih baik baginya daripada dia meminta kepada orang lain, baik orang lain itu memberinya atau menolaknya” (HR. Bukhari), lanjut Tungkir.
Tungkir kembali menarangkan, bahwa Hadis ini mengajarkan bahwa manusia seyogyianya bisa mencari kehidupan dari usaha sekecil apapun daripada hanya menjadi orang peminta-minta tanpa usaha apapun.
Bagi seorang muslim, lanjut Tungkir, ikhtiar mutlak harus dilakukan. Meskipun dalam Islam kita diajarkan konsep qanaah, yaitu menerima segala apapun pemberian Allah SWT. walaupun sedikit. Bukan berarti kita tidak dianjurakn untuk berikhtiar serta berdiam dan menunggu belas kasihan orang lain.
Baca juga:
Angka Positivie Rate di Sumbar 6,68 Persen
|
“Ikhtiar terbagi menjadi dua, yaitu ikhtiar lahir dan ikhtiar batin. Ikhtiar lahir adalah upaya yang kita lakukan melalui ikhtiar fisik. Salah satu contoh ikhtiyar lahir yang dilakukan masa pandemi Covid 19 ini adalah pemberian vaksin”, imbuhnya.
Sedangkan Ikhtiar batin secara garis besar terbagi menjadi dua, yaitu tawakkal dan berdoa. Ketiga unsur tersebut (ikhtiar, tawakal dan berdoa) adalah satu kesatuan yang seyogianya tidak dipisahkan satu sama lain.
Ustadz Tungkir menyampaikan semua dalil yang berkaitan dengan ihktiar, yang juga harus diiringi dengan do’a, karena do’a adalah permohonan. Secara tegas Allah SWT. memerintahkan umat Islam untuk memanjatkan doa. Sebagaimana firman-Nya dalam surah Ghafir ayat 60 berikut :
Artinya :“Dan berfirman Tuhanmu “Memohonlah (mendoalah) kepada-Ku, Aku pasti perkenankan permohonan (doa) mu itu” (QS. Ghafir:60), ujarnya.
Nabi Muhammad SAW. juga bersabda “ Tidak ada sesuatu yang lebih mulia di sisi Allah SWT daripada do’a.” (HR. Bukhari, Tirmidzi dan Nasa’i dari Abu Hurairah)
“Dari semua yang sudah saya uraikan itu, dijelaslah Allah SWT dan Rasul-Nya memotivasi kita sebagai manusia untuk selalu memanjatkan permohonan kepada-Nya untuk kebaikan kita”, Terang Ustadz.
Penutup, Ustadz Tungkir mengajak kepada kita semua, mari kita lakukan ikhtiar baik ikhtiar lahir (Vaksin) maupun ikhtiar batin (Do’a) untuk bersama - sama berjuang menghadapi pandemi Covid 19 ini.
“Semoga kita senantiasa mendapat anugrah dan naungan dari Allah swt serta selalu sehat dan dijauhkan dari pandemi Covid 19 ini aamin Ya Rabbal Alamin”, tutupnya.(JH)